Sunday, May 24, 2015

Di Mana Saudaraku Seiman?!

        Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin.
     Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun ini. Ramadhan yang penuh berkah, maghfiroh, dan juga ampunan dari Allah SWT. Tak heran jika pada bulan mulia ini semua berubah menjadi Islami. Karena orang Muslim tak akan menyia-nyiakan kesempatan yang hanya terjadi sekali dalam satu tahun ini, Allah SWT sedang obral pahala sebanyak-banyaknya, pintu neraka ditutup, para syetan dibelenggu di neraka. Artinya di bulan Ramadhan tidak ada pengganggu untuk melakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Kalaupun masih ada yg malas berpuasa dan melakukan amal sholih berarti dia tidak mampu mengendalikan nafsunya untuk taat kepada Allah SWT.
      Bersyukurlah kita berada di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim dan berada di negara yang jauh dari perang jadi berpuasa pun bisa khusyuk meskipun banyak juga kerikil tajam yang menghalangi kekhusyukan itu yang diakibatkan oleh kebijakan penguasa negeri ini. Misalnya diperbolehkannya warung makan buka di pagi dan siang hari. Diperbolehkannya tempat hiburan malam buka di malam hari. Padahal di sepertiga malam itulah para malaikat diturunkan ke bumi oleh Allah untuk memintakan ampun bagi hamba Allah yang bersujud. Dan di sepertiga malam itulah waktu yang mustajab dikabulkannya doa.
     Tapi bagaimanakah kondisi saudara-saudara Muslim kita lainnya?Di Palestina misalnya, mereka hidup dalam tekanan baik itu fisik dan psikologi. Hidup dalam kegelapan karena listrik dimatikan oleh penguasa. Hidup dalam kelaparan karena embargo yg dilakukan Yahudi. Padahal jelas sekali Palestina berbatasan dengan Mesir yang notabene adalah negeri Muslim juga. Tapi apa yg dilakukan Mesir? Penguasanya sama sekali tidak peduli dengan saudaranya di Palestina.
    Lalu yg baru-baru ini terjadi, Muslim Rohingya yang terkatung-katung hidup di lautan. Tanpa adanya makanan, minuman, dan tempat berlindung. Tidak ada satupun negara yang mau menampungnya. Mereka diusir dari negaranya, mereka ditindas oleh penguasanya, mereka dibuang ke lautan bagaikan sampah. Kampung mereka dibakar. Identitas mereka dihapus. Apa salah mereka? Salahkah mereka jika ingin hidup? Kesalahan mereka hanya satu yakni "Karena Mereka adalah ISLAM"
   Di mana ASEAN? Di mana PBB? Mereka bungkam bahkan tidak mau tahu atas kondisi Muslim Rohingya. Bukankah kekejaman Budha Myanmar sudah melanggar HAM? Bukankah kediaman penguasa Myanmar adalah kedzaliman? Lalu bagaiman dengan negeri-negeri Muslim lainnya? Indonesia, Malaysia, Brunei? Hei...Di mana kalian?
Bukankah Tuhan yang kita sembah sama?
Bukankan kitab yang kita baca sama?
Bukankah kiblat kita sama?
Bukankan Rasul kita sama?
Apa bedanya Muslim Rohingya dan Muslim Indonesia?
Apa bedanya Muslim Rohingya dan Muslim Malaysia?
KITA ADALAH SAMA!!!!!
Tapi kenapa kalian 'DIAM' melihat kondisi saudara-saudara kalian yg tertindas?
Bagaimana kalau hal itu jg terjadi oleh kalian, ibu-ibu kalian, saudara-saudara kalian?
Di mana kau hai saudaraku seiman? 

Beras Plastik di Lumbung Padi

Assalamualaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua.
Akhir-akhir ini sedang ramai perbincangan mengenai adanya beras plastik. Beredarnya beras plastik di daerah Bekasi ini tak pelak membuat para ibu rumah tangga seperti saya makin galau. Sudahlah harga beras naik yang dulu harga beras jenis C4 per kg hanya Rp 8.000 kini naik menjadi Rp 9500, ditambah dengan fenomena beras plastik yang makin merajalela ke pasar-pasar tradisional.
Pertanyaannya kok bisa sampai ada beras plastik di negara ini yang kata orang sebagai negara agraris? Kemana pemerintah kita? Lagi bobo ya pak? Apa gajinya kurang ya pak jadi gak semangat ngurusin kebutuhan rakyatnya?
Sungguh negeri yang aneh. Kata orang negeri ini adalah negara agraris yang berlimpah akan padinya tapi kenapa harga beras tiap tahun naik khususnya menjelang Ramadhan dan tahun baru. Katanya negeri ini negeri yang kaya akan lumbung padi mengapa untuk mensubsidi beras yang layak makan untuk rakyatnya tidak mampu?
Ada apa dengan negeri ini?
 Negeri rekayasa sampai-sampai beras saja direkayasa.
Para penguasanya pun penuh rekayasa pura-pura gak tahu masalah rakyatnya padahal gak mau tahu.
Gini nih akibat negeri ini membuat kebijakan dari suara terbanyak. Terbanyak belum tentu benar. Tapi kebenaran pasti membawa kesejahteraan.  Kebenaran hanya satu yaitu apa-apa yang difirmankan oleh Allah swt. Wes manut wae karo Gusti Allah, mesti selamet donya lan akhirat.

Tuesday, May 5, 2015

Muhasabah

     Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin.
Waktu begitu cepat berganti, tak terasa sudah 28 tahun saya menjalani hidup sebagai seorang Muslim. Dari lahir hingga sekarang alhamdulillah masih Muslim. Namun saya malu selama 28 tahun tidak ada karya yang saya kerjakan untuk Islam. Malah kadang saya merasa tidak percaya diri menunjukkan bahwa diri saya adalah seorang Muslim. Misalnya dengan memakai jilbab dan kerudung dalam kehiupan publik. Saya malu karena banyak para ibu yang notabene juga Muslim mereka memakai pakaian yang terbuka dengan menampakkan paha mulusnya, rambut yang terurai, bibir merahnya dan wajah full make up. Kata mereka saya ini adalah orang kuno.
       Saya malu menjadi umatnya Rasulullah SAW, karena saya tidak meneladani beliau sedikit pun. Nabi SAW sedikit-sedikit sholat tapi saya hanya sedikit sholatnya hanya puas diri  dengan sholat 5 waktu dan sudah merasa  bertaqwa kepada Allah SWT. Astaghfirullah. Rasul SAW sedikit-sedikit sedekah, sedangkan saya sedekah hanya sedikit.
        Semoga di luar sana tidak ada muslimah yang seperti saya. Semoga muslimah di luar sana senantiasa bangga menampakkan identitasnya sebagai mslim dengan menutup auratnya dengan memakai jilbab dan kerudung. Semoga muslimah di luar sana senantiasa menjaga izzahnya (harga diri) mereka sebagai seorang muslim dengan taat kepada syariat Allah swt. Semoga muslimah di luar sana selalu berjuang menegakkan Dien Islam hingga sampai ajal menjemputnya.
Selama hidupmu, sudahkah kamu meninggalkan jejak-jejak kebaikan?
Selama hidupmu, sudah cukupkah bekalmu untuk menghadapNya?
Selama hidupmu, sudahkah kamu berjuang untuk agamamu?
Ataukah selama ini kamu hanya mengurusi keluargamu saja?
Ataukah selama ini kamu hanya fokus pada dirimu saja?
sungguh malang....
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya"(Rasulullah SAW)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...