Sunday, March 29, 2015

IBU BODOH

      Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin.
      Blog ini beberapa kali ganti judul, awalnya saya beri nama blog 'ibu rumah tangga sukses mulia', alasannya sederhana karena saya pengin seperti itu. Tapi karena saya takut memberi 'PHP' kepada pembaca akhirnya saya ganti lagi namanya dan terakhir blog ini saya beri nama 'catatan ibu bodoh'. Bukan tanpa alasan saya memberi nama blog kesannya memang kurang sopan dan tidak enak dibaca. Tapi itulah saya. Catatan ibu bedoh artinya memang catatan keseharian saya sebagai ibu rumah tangga yang masih perlu banyak belajar (bodoh) untuk menjadi seorang ibu dan istri yang ideal.
Ya, saya adalah ibu bodoh dan inilah kebodohan yang telah saya lakukan:

1. Setelah menikah dan mempunyai anak, saya memutuskan untuk tidak bekerja demi anak-anak karena saya tidak mau anak-anak kurang kasih sayang ibunya dan menjadi anak-anak yang liar. Apalagi jaman sekarang yang merupakan zaman serba bebas apa-apa diumbar hanya untuk uang tidak peduli apakah itu benar atau tidak. Dan kata ibuku, apa yang saya lakukan ini adalah sebuah kebodohan. Katanya rugi disekolahkan sampe perguruan tinggi eh ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga yang menurutnya cuma tahu urusan dapur, sumur, dan kasur. Dan beliau pun bilang menyesal telah menyekolahkan saya karena 'tidak ada untungnya'. 

2. Saya banyak menolak tawaran pekerjaan yang mengharuskan saya meninggalkan rumah.
Ya, banyak sekali tawaran pekerjaan yang menghampiri saya baik dari saudara saya maupun tetangga. Baik itu jadi pengajar, buruh pabrik, dsb tapi saya tolak karena anak saya masih balita yang butuh akan full ASI, perhatian dan juga pendidikan dari ibunya. Ditambah lagi dengan penghasilan dari pekerjaan tersebut yang tidak sesuai dengan pengorbanan ketika saya keluar rumah rumah untuk bekerja selama 8 jam. Buat beli susu, bayar tempat penitipan anak, biaya laundry, dsb. 

3. Saya memilih untuk menikah muda.
Ya, kebodohan-kebodohan di atas dikarenakan saya memilih untuk menikah muda. Begitu lulus kuliah langsung menikah dan mempunyai anak. Jadi inilah yang membuat ibu saya kecewa karena biaya yang dikeluarkan untuk kuliah 'belum balik modal'. Bukan tanpa alasan saya menikah muda, ketika suami saya datang untuk melamar sebenarnya ortu tidak mengijinkan untuk menikah tetapi mengijinkan saya untuk berpacaran terlebih dahulu untuk lebih mengenal satu dengan yang lainnya.Tetapi saya tiak mau daripada pacaran yang malah menimbulkan maksiat lebih baik tidak usah jadi saja. Tapi karena ibu takut akan mitos Jawa 'kalau seorang gadis menolak laki-laki yang ingin menikahinya nanti ia jadi perawan tua seumur hidup' akhirnya ibu menyetujui saya dan suami menikah.

Oleh karenanya saya memberi nama blog ini 'catatan ibu bodoh'. Karena saya ibu bodoh yang masih harus belajar untuk menjadi ibu yang amanah dan istri yang sholiha. Inilah karir saya dan inilah pilihan hidup saya.

Monday, March 16, 2015

PUTUSIN PACARMU!

      Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin. 
       Banyak pasangan yang sedang dimabuk asmara (pacaran) mengira bahwa kehidupan mereka setelah mengikat janji suci pernikahan bak film India. Semuanya indah dan yang ada hanya aku dan kamu..cinta,cinta, dan cinta. Beuh. Alhamdulillah, saya adalah orang yang tidak melewati pacaran sebelum pernikahan jadi saya tidak tahu bagaimana rasanya pacaran. Proses yang saya lalui adalah perkenalan, calon suami melamar, terus menikah deh, its so simple i think. 
    Banyak yang menganggap bahwa pacaran adalah proses mengenal pasangan. Para aktivis pacar mengatakan 'dalam mencari istri/suami jangan sampai kita membeli kucing dalam karung oleh karenanya perlu adanya aktivitas pacaran'.Beuh..Kayaknya benar tapi menyesatkan. HAHAHA.
     Saya cukup miris melihat remaja, anak muda belia sudah melakukan aktivitas pacaran. Terus ujung-ujungnya halim eh hamil. Dan lebih herannya kenapa para orangtua membolehkan anak-anak mereka pacaran?! Takut anaknya gak dapat jodoh? Tenang saja Bu, jodoh itu Allah SWT yang menentukan. Jodoh itu di tangan Allah SWT bukan ditangan pacar.
     Coba kita belajar kepada orangtua jaman dahulu, hampir tidak ada yang melakukan aktivitas pacaran dan subhanallah rumah tangga mereka langgeng hingga maut memisahkan. Sangat berbanding terbalik dengan rumah tangga pasangan muda saat ini, pacarannya dilama-lamain giliran jadi menikah eh cuma 2 bulan. Astaghfirullah. 
    Sejatinya tidak ada korelasi antara lamanya pacaran dengan lamanya kelanggengan rumah tangga. Kalau ingin mendapatkan pasangan yang baik maka kita harus baik juga dan bergaul di lingkungan yang baik pula. Dan jangan lupa berdoa meminta jodoh yang baik kepada Allah SWT.
Coba kita lihat aktivitas dalam berpacaran, kebanyakan melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Dari pegangan, ciuman, sampai beradegan layaknya suami istri. Kalau pacaran gak ngapa-ngapain, terus ngapain pacaran.
    STOP PACARAN!!!! Putusin pacarmu saat ini juga. Yuk lebih baik kita melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Masalah jodoh tenang saja sudah diatur sama Allah SWT.

Sunday, March 15, 2015

KEEP SILENT!!

Abu Hurairah ra. menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."

        Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin. Hadist di atas seharusnya menjadi pijakan kita untuk bertingkah laku khususnya para ibu. Seringkali saya melihat ibu-ibu di sekitar saya ketika lagi kumpul bersama yang dibahas adalah kejelekan orang lain entah si A selingkuh dengan si C, atau si B hobinya bla bla bla. Astghfirullah. Yang sebenarnya tidak ingin mendengarkan jadi 'terpaksa' mendengarkan karena terdengar dengan jelas. Apa manfaatnya coba membicarakan hal tersebut?! Yang ada malah nambah-nambahin dosa. 
    Apa susahnya membicarakan hal yang lebih bermanfaat dan berpahala? misalnya beriskusi mengenai bagaimana mendidik anak secara Islami, atau tips agar anak hafal al Qur'an, bisa juga tips agar shalat khusu', dan lain sebagainya. Bukanlah itu lebih bermanfaat dan mendatangkan pahala karena termasuk aktivitas berdakwah. Kalau memang tidak mampu berbicara sesuatu hal baik ya 'diamlah' itu malah lebih baik. Saat ini sangat sedikit memang ketika kita bertemu sesama Muslim membahas tentang kebaikan yang ada malah ngomongin orang. Seakan-akan aktifitas  'membicarakan kebaikan atau tentang Islam' adalah milik ustad ataupun ustadzah. Padahal amar ma'ruf nahi munkar adalah wajib bagi setiap mukmin baik laki-laki maupun perempuan.

"Serulah manusia ke jalan Rabb-mu (Allah) dengan jalan hikmah (hujjah) dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (TQS. aN-Nahl: 125)

Kalau memang tidak bisa lewat ucapan lewat tulisan pun tidak mengapa misalnya lewat blog seperti saya ini atau lewat media sosial pun juga boleh. Kalau masih beriman kepada Allah, yuk keep silent untuk tidak ngomongin hal-hal yang tidak ada manfaatnya.

Friday, March 13, 2015

MOVE ON

Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Di antara (tanda) kebaikan keislaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya."


      Assalamu'alaikum ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin. Sudah 2 bulan ini, saya meninggalkan dunia perbloggingan, bukan karena malas ataupun bosan tapi karena diprotes anak dikarenakan saya sibuk utak atik laptop sehingga perhatian kepada anak agak berkurang. Memang manajemen waktu saya kurang baik sehingga antara aktivitas blogging dengan mengurus rumah tangga sering bertabrakan padahal sudah saya jadwal dengan sedemikian rupa tapi tetap saja yang namanya manusia penuh dengan khilaf.
     Akhirnya saya pun mundur sementara dari dunia blogging untuk kembali melaksanakan kewajiban saya sebagai ibu rumah tangga karena anak-anak sudah mulai tumbuh besar sehingga butuh lebih banyak perhatian bila dibandingkan saat mereka masih bayi. Banyak pelajaran yang mesti saya sampaikan dan tanamkan kepada anak-anak ditambah dengan keteladanan orang tua adalah yang menjadi kunci utama dalam mendidik anak.
      Mendidik anak saat mereka masih kecil ibarat kita mengukir tulisan di atas batu, pembelajaran yang diberikan orang tua kepada anak saat masih kecil akan senantiasa menancap kuat dalam memori anak. Ketika didikan orang tua salah maka akan sulit memperbaikinya. Saya bukanlah ibu yang sempurna tapi berusaha yang terbaik untuk memberikan pengasuhan dan pendidikan untuk anak-anakku.

Rasulullah SAW bersabda:
"Diantara hak orangtua terhadap anaknya adalah mendidiknya dengan budi pekerti yang baik dan memberinya nama yang baik."

      Membentuk anak yang shalih bukanlah pekerjaan yang mudah. Lebih-lebih di zaman sekuler seperti saat ini yang seluruh aspek kehidupan diatur dengan cara kapitalistik dan jauh sekali dari Islam. Islam hanya digunakan untuk mengatur urusan ritual semata seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan cara mendidik anak sekarang pun jauh dari nilai-nilai Islam. Ibu-ibu zaman sekarang lebih senang melihat anak-anaknya jadi artis ketimbang menjadi penghafal al Qur'an. Sungguh miris.
      

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...