Halo ibu sukses. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini adalah hari yang indah buat kita semua. Amin.
Lagi sutradara Hanung Bramantyo membuat film yang menurut saya menyudutkan (protes) terhadap syariat Islam yakni film 'HIJAB' yang sudah mulai tayang 15 januari 2015 kemarin.
Saya memang belum lihat filmnya tapi sudah cukup mewakili dengan melihat thrailler dan komentar-komentar muslimah yang habis nonton film tersebut. Film tersebut bergenre komedi dengan menampilkan tiga tokoh muslimah yang kurang nyaman dengan hijabnya. Saya kira film 'HIJAB' ini akan menginspirasi para muslimah yang belum berhijab untuk segera menutup auratnya dengan memakai khimar dan jilbab ternyata film ini malah bentuk propaganda untuk berpikir ulang kalau ingin memakai hijab.
Beberapa hal yang saya tidak setujui dalam film 'HIJAB':
1. Memakai hijab adalah kewajiban muslimah bukan pilihan.
Di film tersebut, digambarkan tiga tokoh muslimah (sari, anin, tata) yang tidak nyaman dengan hijabnya. Dinyatakan dalam film tersebut bahwa mereka memakai hijab karena 'terjebak' oleh keadaan. Seakan-akan Hanung mau mengatakan bahwa memakai hijab itu pilihan bukan kewajiban. Kalau kamu mau memakai hijab perbaiki hati dulu, lakukan secara sadar dan ikhlas bukan paksaan. Menurut saya kewajiban memakai hijab dengan memperbaiki akhlak adalah suatu hal yang berbeda. Memang tidak dipungkiri masih banyak muslimah yang berhijab tapi perilakunya menyimpang dari Islam, tapi hal ini tidak merubah hukum menutup aurat dan memakai jilbab menjadi sunah sampai kapanpun hukum menutup aurat, memakai krudung dan jilbab adalah wajib. Yang memakai hijab saja masih belum baik perilakunya, apalagi yang tidak berhijab dan maksiat?.
2. Taat kepada suami bukanlah bentuk pengekangan terhadap wanita tapi surga bagi muslimah.
3. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah profesi yang tercela tetapi disitulah kemuliaan wanita.
Dalam film tersebut dinyatakan secara sarkastik pelecehan terhadap wanita yang 'hanya' menjadi ibu rumah tangga bahwa perempuan itu harusnya di rumah, melayani anak dan suami, dan di dapur. Menurut Hanung, wanita yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga bukanlah wanita yang modern, baginya (digambarkan lewat film tentunya) seorang muslimah juga harus berkarir di luar rumah dan mempunyai penghasilan sendiri jangan semua tergantung sama suami. Hey, lihatlah...berapa banyak ulama, profesor, ilmuwan yang tercetak dari tangan dingin seorang ibu rumah tangga. Lihatlah Imam Syafii yang terdidik dari ibu tunggal yang hanya seorang ibu rumah tangga.
Sayang kalau energi, biaya, dan waktu hanya dihabiskan untuk membuat film yang mengolok-olok agamanya sendiri. Tidak ada yang perlu diolok-olok dalam Islam. Islam adalah agama yang telah disempurnakan oleh Allah dan tidak ada cela di dalamnya karena diturunkan oleh Sang Maha Sempurna yakni Allah SWT.